Rabu, 29 Agustus 2012

renungan2

-->
SALIB TANDA KESELAMATAN
                 Sebagai umat beriman dan sebagai orang Katolik, tentunya salib sudah tidak asing lagi bagi kita. Kita membuat tanda salib sebelum  mengawali dan mengakhiri doa. Kita juga mempunyai salib yang biasa kita kenakan sebagai aksesoris atau hiasan dalam penampilan, dan juga kita memiliki salib yang terpampang di tembok rumah, sekolah dsb. Salib yang dipakai oleh umat Katolik dilengakapi dengan patung badan ( corpus ) Kristus. Salib – salib tersebut, sebelum dipakai, terlebih dahulu harus diberkati dan disucikan oleh Imam.
Pada zaman Yesus, salib bagi orang – orang Yahudi dan Yunani adalah suatu kebodohan dan batu  sandungan. Tetapi, bagi orang Katolik, salib adalah tanda pembebasan dan tanda keselamatan. Salib adalah pengharapan. Salib memiliki nilai rohani yang mendalam. Salib senantiasa mengingatkan kita tentang misteri Paskah yaitu sengsara, wafat, dan kebangkitan Kristus.Karena dengan salib, kita diselamatkan oleh-Nya. Tiga poin penting dari misteri Paskah yaitu sengsara, wafat, dan kebangkiatan Kristus, sudah terwakilkan secara jelas oleh salib.
Bagi orang –orang Yahudi dan Yunani pada zaman Yesus, salib adalah momok yang sangat mengerikan, menakutkan, dan menyengsarakan terlebih bagi mereka yang akan disalibkan. Yesus hadir untuk membawa suatu paradigma tentang salib yaitu lewat balada penyaliban-Nya sendiri. Salib bukan lagi suatu momok yang mengerikan, menakutkan, menyengsarakan, tetapi salib adalah pengharapan, tanda pembebasan, dan tanda keselamtan dari Allah sendiri. Yesus Kristus hadir sebagai pahlawan kemenangan yang memberi diri-Nya sendiri untuk menebus umatnya sepanjang masa.
Yesus menjalani penderitaan yang tiada taranya, DIA pernah berkata, “ serigala mempunyai liang dan burung mempunyai sarang, tetapi Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala-Nya ( Matius 8:20 ).” Ia memikul semuanya tanpa sedikitpun Ia mengeluh. Yesus tidak hanya memikul sebuah salib kayu yang berat, tetapi dibalik itu Yesus memikul dosa –dosa kita  manusia. Yesus rela memberi diri-Nya mati di kayu salib demi menebus dosa –dosa kita.
Sekali lagi, Yesus hadir dan memberi makna baru tentang salib yaitu salib adalah Cinta Kasih Allah bagi umat-Nya, “ tidak ada kasih yang lebih besar dari Kasih Seorang yang menyerahkan nyawanya bagi sahabat- sahabtanya ( Yohanes 15:13 ).” Yesus ingin mengajarkan kepada kita, tentang  CINTA KASIH  yang mengalahkan segalanya. Salib bukan lagi palang penghinaan dan tempat bagi mereka yang akan dieksekusi mati, tetapi lebih dari itu Salib adalah tanda kemenangan.
Kemuliaan salib tidak terletak pada kayunya, melainkan kemuliaan salib terletak pada sosok Yesus yang tergantung di atasnya. Yang paling mendalam dari akhir kisah Anak Manusia yang memberi diri-Nya dalam drama penyaliban adalah “ ada  cahaya kebangkitan “, dimana pribadi dan kemanusiaan manusia aktual akan menjadi berdaya rohani jikalau diorientasikan dengan benar.
by E. Azevedo