Membangun Rasa Persaudaraan Dalam KMK SPC
Sebagai Perwujudan Membangun Gereja
(Oleh: Yosef Firman Narut)
Persaudaraan merupakan suatu sifat khas yang muncul
di dalam lingkungan tertentu, bisa dalam wujud keluarga yang terikat oleh
hubungan darah ataupun kelompok sosial yang lebih luas semisal organisasi KMK St. Petrus Canisius yang mempunyai visi
dan misi tertentu. Keterikatan atas adanya tujuan yang sama inilah yang
nantinya akan melahirkan rasa persaudaraan.
Perlu
dibedakan secara tegas pengertian antara istilah “kekeluargaan” dengan
“persaudaraan”. Sifat keluarga boleh ada dalam setiap makhluk namun sifat
saudara hanya ada pada manusia karena keunggulan pola pikirnya. Jadi, tentu
saja teramat unggul bila rasa persaudaraan ada di dalam keluarga dan akan
sangat erat bila di dalam keluarga tertanam rasa persaudaraan. Singkatnya, rasa
persaudaraan itu menunjukan keunggulan kualitas spesies manusia diantara
spesies yang lain dan tentu saja menjadi penanda kualitas mentalnya.
Rasa persaudaraan menjadi titik tolak dan tolok ukur
kualitas manusia, siapapun orangnya. Maka dari itu, bagi setiap anggota dalam
wadah oraginisasi KMK SPC diperlukan kesungguhan untuk membuktikan bahwa
dirinya memiliki rasa persaudaraan, sebab rasa tersebut menjadi bukti atas
kualitas dirinya sebagai manusia.
Bagaimanakah identitas keluarga
sebagai ''gereja kecil''?. Sama seperti hakikat gereja adalah persekutuan
orang-orang yang percaya kepada Tuhan Yesus Kristus yang dipanggil untuk
menjadi garam dan terang dunia, demikian pulalah hakikat keluarga dalam wadah KMK SPC sebagai sebuah gereja
kecil. Dalam penghayatan sebagai gereja kecil, KMK SPC seharusnya memiliki
identitas.
Keluarga sebagai gereja kecil
memiliki identitas melakukan kehendak Allah, yaitu dengan mendengarkan Firman Allah
dan melakukannya. Identitas keluarga yang melakukan kehendak Allah penting
untuk dihayati, teristimewa dalam menyikapi perubahan-perubahan zaman. Firman
Allah menjadi dasar dalam menyikapi pelbagai tuntutan perubahan. Dalam rangka
melakukan kehendak Allah, keluarga perlu membangun kedekatan relasi dengan
Tuhan dan sesama.
Keluarga yang melakukan kehendak
Allah juga bisa dilihat perwujudannya antara lain dalam komunikasi satu dengan
yang lain serta solidaritas. Jika dalam keluarga tidak terjadi komunikasi yang
baik, biasanya akan mudah muncul kesalahpahaman, saling mencurigai dan tidak
mempercayai hingga terjadilah konflik yang berkepanjangan. Dengan demikian, KMK
SPC sebagai gereja kecil yang melakukan kehendak Allah perlu menerjemahkan
kehendak Allah itu dalam komunikasi yang penuh kasih dan membangun, sehingga
tercipta suasana hidup bersama yang akrab dan rukun. Dengan hidup dalam
kehendak Allah, maka tiap anggota dapat saling memahami dan menghargai. Satu
dengan yang lain akan dapat merendahkan hati, menempatkan kepentingan orang
lain lebih utama daripada kepentingannya sendiri, sehingga semakin hari semakin
menyerupai kehidupan Kristus (Filipi 2:1-8).
Dalam rangka melakukan kehendak
Allah, maka penting pula keluarga membangun solidaritas satu dengan yang lain.
Solidaritas itu tampak dalam segala peristiwa yang menggembirakan atau
menyedihkan. Solidaritas terungkap antara lain dalam sikap empati dan murah
hati. Inilah bentuk penghayatan identitas keluarga sebagai gereja kecil yang
menyatu dengan sesama sebagai wujud pelaksanaan perintah mengasihi Tuhan dan
sesama (Matius 22:34-40).
Jika keluarga kita terbangun
dengan baik, maka niscaya gereja pun akan maju dengan pesat serta menjadi
berkat bagi masyarakat. Itulah hubungan yang erat antara keluarga dan gereja.
Keluarga adalah gereja kecil dan gereja adalah keluarga besar. Mari kita
jadikan organisasi KMK SPC kita sebagai gereja kecil yang menjadi berkat bagi
sesama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar