TUGAS
BIOANORGANIK
FLUOR
TERHADAP KESEHATAN GIGI
OLEH
NAMA : MARSELUS JEQUES GROS
NIM : 1006071028
JURUSAN
KIMIA
FAKULTAS
SAINS DAN TEKNIK
UNIVERSITAS
NUSA CENDANA
KUPANG
2012
BAB
I
PENDAHULUAN
1. Latar
Belakang
Karies (gigi
berlubang) adalah akibat yang paling sering muncul. Itu mengapa, banyak anak
balita yang menderita karies. Untuk mengatasinya, anak perlu dibiasakan untuk membersihkan gigi setelah
minum susu dan berkumur dengan air putih setelah mengonsumsi permen sehingga
tidak ada gula yang nempel pada gigi. Selain gaya hidup, makanan juga sangat
berpengaruh terhadap kesehatan gigi dan mulut. Makanan yang sehat dan mencukupi
kebutuhan gizi seseorang akan berpengaruh baik terhadap kesehatan tubuh secara keseluruhan,
tidak terkecuali kesehatan gigi dan mulut. Ada beberapa nutrisi yang
berhubungan dengan kesehatan gigi yaitu: karbohidrat, kalsium, fosfor,
magnesium dan fluor.
Fluor termasuk
golongan mikromineral yang berperan dalam proses mineralisasi dan pengerasan
email gigi. Pada saat gigi dibentuk, yang pertama kali terbentuk adalah
hidroksiapatit yang terdiri dari kalsium dan fosfor. Tahap berikutnya adalah
fluor akan menggantikan gugus hidroksi (OH) pada kristal tersebut dan membentuk
fluoroapatit yang menjadikan gigi tahan terhadap kerusakan. Paparan fluor dalam
dosis rendah yang terjadi terus-menerus akan mencegah terjadinya kerusakan atau
karies gigi. Sumber utama dari fluor adalah air minum. Sementara angka
kecukupan yang dianjurkan dan aman adalah 1,5-4 mg/hari.
Karies (gigi berlubang)
anak Indonesia, terutama anak balita, sungguh sangat memprihatinkan. Hampir sembilan
dari sepuluh anak menderita karies dengan tujuh dari 20 gigi yang rusak. Banyak
anak menderita kerusakan gigi yang parah dan perlu ditanggulangi. Perawatan
gigi rusak pada anak termasuk sulit, memerlukan waktu dan dana yang tidak
sedikit. Oleh sebab itu, pencegahan terhadap karies jauh lebih baik daripada
merawat kerusakan gigi.
Fluor dari abad
lalu sampai sekarang diyakini dan digunakan secara luas untuk pencegahan karies
gigi, baik di negara maju maupun negara berkembang. Secara sistemik fluor
efektif apabila diberikan pada saat pertumbuhan dan perkembangan gigi, mulai
awal kehamilan (prenatal) maupun setelah kelahiran (postnatal). Senyawa
fluorida telah lama digunakan dalam prevensi karies gigi. Dalam upaya
peningkatan kesehatan gigi, senyawa fluorida telah diaplikasikan secara
ekstensif serta telah diakui kemanjurannya. Penggunaan senyawa fluorida dapat
dilakukan secara sistemik atau dengan cara aplikasi topikal. Natrium
monofluorofosfat (MFP) merupakan salah satu dari senyawa fluorida yang secara
luas digunakan di kedokteran gigi disamping natrium fluorida (NaF). MFP akan
terhidrolisis oleh fosfatase menjadi ion monofluoro¬fostat atau ion fluor. Monotluorofosfat
di dalam tubuh merupakan senyawa intermediate yang dihasilkan dalam proses metabolism
sel.
Fluor selain
terdapat di air tanah juga terdapat pada sayur-sayuran, buah-buahan, minuman,
ikan, daging dan lain-lainnya. Hampir semua makanan mengundang fluor, namun
yang kadar fluor nya tertinggi adalah ikan teri, sawi, dan teh.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
a. Definisi
Fluor
Fluor merupakan
unsur yang penting dalam pembentukan gigi dan tulang. Kekerasan gigi dan tulang
ditentukan oleh kadar senyawa-senyawa kalsium yang tinggi di dalam tulang.
Fluor adalah mineral yang secara alamiah terdapat di semua sumber air termasuk
laut. Fluor tidak pernah ditemukan dalam bentuk bebas di alam. Ia bergabung
dengan unsur lain membentuk senyawa fluoride.
b. Peranan
Fluor Dalam Gigi
Fluor ini
berperan dalam pembentukan email gigi dan membuat struktur gigi lebih kuat
sehingga akan membuat gigi lebih tahan terhadap pengikisan oleh asam. Asam itu
sendiri dibentuk ketika bakteri di dalam plak memecah gula dan karbohidrat yang
berasal dari makanan. Serangan asam yang berulang-ulang akan merusak gigi yang
dapat menyebabkan gigi berlubang. Di sini fluor berperan mengurangi kemampuan
bakteri untuk membentuk asam. Fluor juga berfungsi merangsang pembentukkan
mineral kembali yang akan menghentikan proses terjadinya gigi berlubang.
c. Jenis
Flour yang Ada dalam Kehidupan
Fluor yang berbentuk
senyawa ada 2 macam, topikal dan sistemik. Yaitu sebagai berikut:
1. Topikal fluoride adalah
fluoride yang diaplikasikan langsung ke gigi, misalnya pasta gigi dan obat kumur.
2. Fluoride sistemik adalah
fluoride yang diperoleh tubuh melalui pencernaan dan ikut membentuk struktur
gigi. Fluoride sistemik juga memberikan perlindungan topikal karena fluoride
ada di dalam air liur yang terus membasahi gigi. Fluoride sistemik ini meliputi
fluoridasi air minum dan melalui pemberian makanan tambahan fluoride yang
berbentuk tablet tetes atau tablet isap. Pemberian fluor sistemik adalah salah
satu upaya pencegahan cukup efektif dan efisien.
Namun
di sisi lain, para ahli sudah mengembangkan berbagai metode penggunaan fluor,
yang kemudian dibedakan menjadi metode perorangan dan kolektif. Contoh
penggunaan kolektif yaitu fluoridasi air minum (biasa kita peroleh dari air
kemasan) dan fluoridasi garam dapur. Sedangkan penggunaan perorangan yaitu menggosok
gigi dengan pasta gigi yang mengandung fluoride dan berkumur-kumur dengan
larutan fluor.
d. Efek
Samping Jika Fluoride Berlebihan
Fluoride
juga sama seperti unsur-unsur lain yang sangat penting dalam kesehatan misalnya
garam, zat besi, vitamin A, dan mineral penting lainnya. Fluoride pun dapat
berbahaya jika dikonsumsi secara berlebihan. Apabila pemakaian fluoride tidak
terkontrol dan tidak disiplin, maka tidak akan mencapai sasaran dan dapat
menyebabkan kerusakan gigi. Contohnya adalah fluorosis.
e. Fluorosis
Fluorosis adalah
perubahan yang tampak pada gigi yang disebabkan oleh konsumsi fluoride yang berlebihan
pada awal masa anak-anak ketika gigi sedang tumbuh. Pemakaian fluor perlu
didukung oleh sikap perorangan yang positif terhadap kesehatan gigi. Selain
sikap yang positif, maka harus mempunyai pola nutrisi dan kebiasaan hidup yang
sehat sehingga kerusakan gigi dapat diatasi.
BAB
III
PEMBAHASAN
Fluor menyebabkan gigi, terutama email, tahan
terhadap asam yang menyebabkan terbentuknya karies. Sangat efektif mengkonsumsi
fluor pada saat gigi sedang tumbuh dan mengeras, yaitu sampai usia 11 tahun.
Penambahan fluor pada air adalah cara yang paling efisien untuk memenuhi
kebutuhan fluor pada anak-anak. Tetapi jika terlalu banyak mengandung fluor,
bisa menyebabkan timbulnya bintik-bintik atau perubahan warna pada gigi. Jika
air yang diminum mengandung sedikit fluor, bisa diberikan obat tetes atau
tablet natrium florida. Fluor juga bisa dioleskan langsung oleh dokter gigi
pada gigi yang cenderung mengalami pembusukan. Akan lebih baik jika menggunakan
pasta gigi yang mengandung fluor.
Fluor adalah mineral yang secara alamiah terdapat di
semua sumber air, termasuk laut. Ada beberapa peran fluor dalam gigi, yaitu
untuk pembentukan email gigi, memperkuat struktur gigi hingga membuat gigi lebih
tahan terhadap pengikisan oleh asam. Fluor berperan mengurangi kemampuan
bakteri di gigi membentuk asam. Fluoride merupakan suatu bentuk ion dari
fluorine. Fluoride sebenarnya terdapat di dalam air dan beberapa makanan,
termasuk teh. Fluor sebenarnya merupakan unsur tambahan yang dibutuhkan untuk
menjaga agar tulang dan gigi tetap kuat. Pada tulang dan gigi
terdapat kristal apatit yang mengandung kalsium,
fosfat, magnesium, dan hidroksil. Ion hidroksil bermuatan negatif dan mudah
larut. Misalnya, jika kita makan, maka rongga mulut menjadi asam. Karena kadar
keasaman mulut, email (merupakan lapisan keras dan bersinar yang menjaga gigi)
akan cepat larut.
Fluor tersedia melimpah di dalam kerak bumi. Melalui
proses yang alami, karena cuaca serta pencucianbatuan dasar atau lapisan tanah
yang keras, (bedrock) yang tinggi kandungan fluornya, fluor memasuki air
tanah. Karena itu, air sumur bisa merupakan sumber fluor yang cukup tinggi.
Fluor penting untuk kesehatan gigi terutama pada anak-anak, karena jumlah
asupan (intake) yang tepat dapat mendukung pembentukan enamel gigi yang
lebih tahan terhadap kerusakan akibat asam-asam yang dihasilkan mulut. Fluor
juga menghambat metabolisme pembentukan asam dari bakteri penyebab gigi busuk
(Streptococcus mutan). Fluor yang (tidak sengaja) masuk dan terakumulasi dalam
tubuh, bisa menyebabkan keracunan yang ditandai dengan gejala pusing, mual,
muntah, bahkan kejang-kejang. Untuk penanganan awal, segera berikan susu pada
anak karena kandungan susu bisa menghambat dampak lebih jauh dari keracunan
fluor. Gigi berlubang disebabkan oleh plak, yang terjadi karena kotoran (sisa
makanan) yang menempel pada gigi, dan ditumbuhi kuman. Dalam beberapa menit,
makanan yang tersisa di dalam mulut membusuk. Dan kuman-kumanpun mulai
menggerogoti email. Ketika email perlahan runtuh, maka gigi pun menjadi
berlubang. Kuman-kuman tersebut masuk lapisan dentin, menjalar ke syaraf gigi
sehingga menimbulkan rasa sakit.
Lama kelamaan gigi menjadi mati dan busuk sehingga terjadi pembengkakan. Agar
gigi menjadi kuat, maka kristal apatit yang ujungnya mengandung hidroksil
negatif harus ditambahkan fluor sehingga menjadi kuat dan tidak larut. Akan
tetapi fluor yang digunakan secara berlebihan akan membahayakan sistem tubuh kita. Kebutuhan fluoride kita
berada di antara 0, 7 hingga 0, 9 ppm (part per milion). Kelebihan fluor
(fluorosis) dapat menyebabkan sel-sel gigi mati, sehingga gigi menjadi rapuh.
Hal ini terjadi karena dalam kristal apatit, bukan hanya hidroksil yang
tergantikan oleh fluor, namun jumlah kalsium juga berkurang.
Fluor dapat berfungsi untuk membunuh bakteri,
demikian pula yang akan terjadi pada sel tubuh jika tertelan. Pemberian fluor
dalam air minum atau istilahnya fluoridasi, ternyata memberikan efek positif
dalam pertumbuhan gigi pada anak-anak. Hal ini telah dibuktikan dengan hasil
penelitian yang menunjukkan bahwa fluoridasi mengurangi resiko gigi busuk pada
anak-anak sebesar 40-50 % pada gigi pertama atau gigi susu, dan 50-65 % pada
gigi permanen atau tetap. Gigi anak yang kelebihan fluor umumnya akan timbul bercak
putih dan coklat pada
gigi. Fluor yang berlebihan dapat membuat seseorang menderita keracunan, kerapuhan tulang
(osteoporosis), kerusakan hati dan ginjal. Fluor dapat diberikan kepada
anak-anak oleh dokter gigi jika anak memiliki riwayat kesehatan gigi karena tinggal di daerah yang
airnya kurang mengandung fluor. Fluor yang terkandung di dalam pasta gigi tidak
terlalu bermasalah karena hanya berfungsi untuk melapisi bagian luar gigi dan
tidak banyak terserap tubuh. Selama pasta gigi tidak ditelan, maka penggunaan
fluoride tidak masalah. Oleh karena itu sangat dianjurkan hendaklah memberikan
anak-anak pasta gigi yang tidak mengandung fluor, kecuali bagi anak-anak yang
sudah bisa berkumur dengan baik. Jika penggunaan fluor secara berlebihan
maka akan mengakibatkan fluorosis, fluorosis yaitu warna gigi menjadi tidak
putih sebagaimana gigi yang sehat, tapi pucat dan buram. Pada fluorosis yang
lebih berat, selain warnanya lebih gelap, enamel gigi menjadi lunak dan rapuh.
Gejala ini merupakan indikasi yang jelas dari kelebihan fluor pada masa
kanak-kanak ketika masa pertumbuhan gigi sedang berlangsung. Efek ini tidak tampak
jika kelebihan fluor terjadi ketika gigi sudah tumbuh sepenuhnya. Karena itu
jika orang dewasa tidak menunjukkan tanda-tanda fluorosis gigi, bukan berarti
bahwa ia mendapat asupan fluor dalam batas yang aman.
Fluorosis telah tersebar (secara endemik) di 25
negara, dengan per kiraan penduduk yang terkena sebanyak 10 juta. Tercatat
bahwa fluorosis banyak dijumpai di India, Mexico, dan Cina (terutama bagian
tengah dan barat). Pada tahun 1993, diketahui bahwa 1 5 dari 32 negara bagian
India diidentifikasi mengalami fluorosis endemik. Bahkan, dari data statistik
tahun 2002, lebih dari 6 juta penduduknya menderita fluorosis dengan tingkatan
serius, 62 juta orang lainnya ber peluang terkena fluorosis. Fluorosis tidak dapat
diobati, namun pengaruh buruknya dapat ditekan kalau penyakitnya dapat
didiagnosa lebih awal. Kelebihan fluor juga dapat menggantikan hidroksit dalam
tulang, yang menyebabkan. kondisi kronis yang disebut skeletal fluorosis
(fluorosis tulang). Penderita fluorosis jenis ini, mengalami rasa sakit yang
hebat pada tulang sendi, tulang belakang dan pinggul, peningkatan kepadatan
tulang, klasifikasi ikatan sendi tulang, dan kelumpuhan. Fluorosis dapat
menyerang segala usia. Fluorosis juga dapat menyebabkan anemia hebat, gigi bercak-bercak,
gagal ginjal, dan kematian prematur.
Perhatikan batas aman.
Karena
air merupakan sumber utama asupan fluor, termasuk air minum yang dikonsumsi
sehari-hari, kita perlu mengetahui berapa kandungan fluor dalam air minum yang
aman untuk dikonsumsi agar terhindar dari efek buruknya. Menurut pedoman WHO
yang dikeluarkan tahun 1984, untuk wilayah yang beriklim hangat konsentrasi
fluor optimal dalam air minum sebaiknya masih dibawah 1 mg/liter atau 1 ppm
(parts per million). Sementara di wilayah yang iklimnya lebih dingin,
konsentrasinya 1,2 ppm. Mengapa perbedaan iklim mempengaruhi jumlah fluor yang sebaiknya dikonsumsi?
Karena dalam cuaca panas, tubuh kita mengeluarkan lebih banyak keringat
sehingga perlu minum air lebih banyak, karena itu konsentrasi fluor dalam air
minum yang dikonsumsi seharusnya ditentukan lebih rendah. Berdasarkan pedoman
WHO juga diketahui bahwa batas atas kandungan fluor dalam air minum yang
diperbolehkan adalah 1 ,5 ppm, namun nilai ini tidak bersifat universal. Di
India, yang banyak dijumpai kasus fluorosis, pada tahun 1998 telah menetapkan
batas atas yang diperbolehkan hanya 1 ppm.
Kapan suplemen diperlukan.
Menjaga
asupan fluor dalam batas aman sangatlah penting. Konsumsi air yang
terFluoridasi merupakan solusi terbaik bagi anak-anak untuk mencegah kerusakan
gigi yang parah sekaligus penyerapan fluor berlebihan. Batasan optimum fluorida
untuk air minum adalah 0,7 - 1 ,2 ppm, sehingga apabila air minum lokal sudah
difluoridasi, maka tidak diperlukan lagi tambahan asupan fluorida selain pasta
gigi. Suplemen fluorida dibutuhkan dalam kondisi tertentu, terutama bagi mereka
yang mendapatkan air minum dengan kandungan fluor yang rendah. Dilaporkan bahwa
kebutuhan suplemen fluor dipengaruhi oleh usia dan kandungan fluor dalam sumber
air lokal. Apabila kandungan fluor pada sumber air lokal kurang dari 0,3 ppm,
maka suplemen fluor yang dibutuhkan oleh anak-anak usia 6 bulan - 3 tahun
adalah 0,25 mg/hari, anak usia 3-6 tahun sebanyak 0,5 mg/hari, dan anak usia
6-16 tahun sebanyak 1 mg/hari. Kebutuhan suplemen fluor menjadi lebih rendah
apabila kandungan fluor dalam sumber air lokal lebih tinggi, misalnya 0,3 - 0,6
ppm, maka anak usia 6 bulan - 3 tahun tidak memerlukan suplemen fluor,
sedangkan untuk anak usia 3 – 6 tahun, kebutuhannya menjadi berkurang
separuhnya yaitu 0,25 mg/ hari dan 0,5 mg/hari untuk anak usia 6 - 16 tahun.
Namun jika kandungan fluor lebih besar dari 0,6 ppm, maka untuk semua usia tersebut
sudah tidak diperlukan lagi suplemen fluor.
Awas keracunan.
Keracunan
fluor dapat dicegah atau diminimalisasi dengan sumber air alternatif,
mengurangi kelebihan fluor dalam air minum, dan dengan memperbaiki status gizi
mereka yang berisiko. Dalam pedoman WHO tahun 1984, disebutkan bahwa ada
hubungan antara diet kalsium dengan ketersediaan fluor dalam tubuh, yaitu diet
kalsium yang rendah akan meningkatkan penyimpanan fluor dalam tubuh. Sedangkan
asupan kalsium yang cukup sangat berhubungan dengan pengurangan risiko
fluorosis gigi. Selain kalsium, konsumsi vitamin C yang cukup juga dapat
mengurangi risiko tersebut. Secara umum, sumber fluor dapat berasal dari air
kran, makanan yang dimasak dengan air kran atau air yang diberi fluor, pasta
gigi, pop soda, formula bayi, dan pencuci mulut. Fluoride terdapat dalam air
permukaan maupun air tanah, namun konsentrasi fluor pada air permukaan biasanya
lebih rendah yaitu 0,01 - 0,3 ppm. Dalam air tanah, konsentrasi fluor alami
tergantung pada karakteristik geologi,kimia dan fisik dari akuifer, porositas
,dan keasaman dari tanah dan bebatuan, suhu, kegiatan unsur kimia lain, dan
kedalaman sumur. Sehingga, konsentrasi fluor dalam sumur sangat bervariasi,
berkisar antara 1 ppm hingga 35 ppm. Di India bahkan mencapai 38,5 ppm. Karena
itu setiap sumur perlu diuji kandungan fluornya.
Fluorosis tidak hanya disebabkan oleh konsumsi air
minum yang mengandung fluorida cukup tinggi, namun juga karena menghirup udara
mengandung fluorida yang dilepaskan dari pembakaran batu bara ataupun proses
produksi pupuk fosfat. Tanda-tanda awal yang perlu kita waspadai sebelum
terjadi gejala flourosis yang lebih berat, antara lain sakit yang sporadis,
kaku tulang sendi, sakit kepala, sakit perut, dan lemah otot. Tahap selanjutnya
yang dapat muncul adalah osteosklerosis (pengerasan dan pengapuran tulang)
hingga pada akhimya sampai pada rusaknya tulang belakang (punggung), tulang
sendi utama, otot-otot, dan sistem syaraf. Sementara itu fluorosis adalah
perubahan yang tampak pada gigi akibat konsumsi fluor yang berlebihan pada awal
masa anak-anak ketika giginya sedang tumbuh.
Dampak fluorosis ini bisa ringan dan bisa pula fatal,
di antaranya:
-Timbul
bercak putih dan cokelat di gigi
Kasus
ini banyak ditemukan di Indonesia. Walau berdampak ringan dan tidak menimbulkan
rasa nyeri pada gigi, namun bisa mengurangi penampilan akibat gigi yang tidak
sedap dipandang mata. Untuk mengatasinya, dokter akan melapisi gigi yang rusak
dengan zat khusus, hingga gigi menjadi bagus kembali. Namun bila dibiarkan,
akan berdampak lebih buruk. Gigi bisa berlubang yang akhirnya hancur atau
tanggal. Jika muncul gejala seperti itu, orang tua harus segera memeriksakan
gigi anaknya ke dokter. Soalnya, awam tak bisa membedakan kerusakan gigi yang
diakibatkan kelebihan fluor atau sebab lainnya.
-
Kerusakan hati
Gejala-gejala
penyakit/kerusakan hati akibat fluorosis biasanya sama dengan gejala penyakit lever
yang disebabkan faktor lain. Walau kasus fluorosis yang menyebabkan penyakit
lever ini belum ditemukan, orang tua harus tetap memantau pemakaian pasta gigi
pada anak.
-
Kerusakan ginjal
Hingga
saat ini kasus semacam ini amat jarang ditemukan. Namun kelebihan fluor juga bias
mengakibatkan kerusakan ginjal yang bila tidak segera ditangani akan mengarah
pada gagal ginjal.
-
Kerapuhan tulang (osteoporosis)
Tidak
hanya gigi yang dibuat rapuh/rusak, tapi juga seluruh tulang akan terancam
rapuh. Akibat lebih lanjut, tumbuh-kembang si kecil jadi terhambat sementara
pengobatannya pun amat sulit.
-Kerangka
tulang tidak beraturan, dan arthritis (asam urat).
Para
ilmuwan epa Washington mengumumkan bahwa meningkatnya jumlah orang yang
memiliki gejala ‘carpal-tunnel’ dan sakit asam urat diakibatkan oleh proses
fluoridasi dalam air minum. Dan di india tengah, pencemaran fluoride pada air
akibat sebuah penggalian yang tidak melalui pengujian, menyebabkan penderitaan asam
urat yang serius pada jutaan orang yang merupakan bencana nasional. (manchester
guardian 9 Juli 1998).
Pelayanan kesehatan masyarakat AS telah menyatakan
bahwa fluoride membuat tulang lebih rapuh. Penggunaan fluoride selama masa
kehamilan hingga setahun meningkatkan 1% ketidakmampuan belajar pada anak-anak.
(penelitian Universitas Florida Selatan)
-
Tidak berfungsinya thyroid. Diidentifikasi sebagai hypothyroidism.
-
Kerusakan pada sistem berpikir.
-
Kebutaan (penelitian moolenburgh mengenai air yang ditambah 1ppm fluoride)
-
Penyakit alzheimer-jurnal wall street 28 okt 92 tentang penelitian varnier ja.,
‘tikus percobaan yang mengkonsumsi fluoride dengan dosis tinggi berkembang
dengan tahap yang tidak beraturan memiliki karakteristik hewan yang telah
pikun. Pengujian otak tikus-tikus pasca percobaan mengungkap adanya substansi
sel otak yang hilang dalam struktur.
-
Kemandulan. Ilmuwan administrasi makanan dan obat (fda) melaporkan korelasi yang
erat antara menurunnya tingkat kesuburan perempuan kelompok usia 10-49 dengan
meningkatnya penggunaan fluoride.
-
Kerusakan otak. Fluoride menurunkan kapasitas kecerdasan manusia, terutama
anak-anak. Tingkat kecerdasan anak-anak
yang menggunakan fluoride secara signifikan lebih rendah dari anak-anak yang
tidak diberikan fluoride. (li, x.s., zhi, j.l., gao, r. O., ‘efek pemberian
fluoride terhadap tingkat kecerdasan anak-anak,’ fluoride; 28:182-189, 1995).
Percobaan dr. Phyllis Mullinex terhadap tikus menunjukkan efek keracunan syaraf
yang bervariasi pada setiap tahap kedewasaan, baik hewan dewasa, hewan anak-anak,
atau melalui placenta ketika bayi masih di dalam perut. Sampel yang mendapatkan
fluoride sebelum lahir akan terlahir sebagai anak hiperaktif dan akan tetap
seperti itu sepanjang hidupnya. Mereka yang diberi fluoride ketika berusia muda
menunjukkan aktivitas yang depresif. Tahun 1998 Guan et Al, memberi dosis yang
sama dengan yang digunakkan Mullenix dan menemukan pada percobaannya bahwa beberapa
zat kimia kunci dalam otak, zat yang membentuk selaput sel otak, pada tikus yang
diberi fluoride tidak terlihat/ kosong.
-
Keretakkan pada tulang pinggul. Air minum yang mengandung fluoride akan
menyebabkan keretakkan tulang pinggul 2 kali lipat (200%!!!) Dari jumlah
keretakkan tulang alami, baik pada laki-laki maupun perempuan. Bahkan tingkat yang
sangat kecil dari fluoride sejumlah 0.1 ppm pun tetap saja menunjukkan kenaikan
angka statistik keretakkan tulang pinggul yang signifikan (bordeaux penelitian
jama 1994).
-
Flouride memiliki pengaruh negatif pada sistem syaraf dan sistem kekebalan
tubuh, dan pada anak-anak dapat mengarah pada kelelahan kronis, IQ yg rendah,
tidak mampu belajar, kelesuan dan depresi (situs bruha.com/fluoride/). Dr.
Phyllis Mullenix dari institut penelitian forsyth Universitas Harvard (institute
penelitian gigi) menerbitkan sebuah penelitian yang menunjukkan bahwa fluoride
lebih efektif dari pada timah dalam menurunkan tingkat IQ pada anak-anak.
-
Penelitian kanker oleh program toxicology nasional melaporkan sampel yang
diberi fluoride memiliki tumor thyroid, tumor rongga mulut, dan tumor hati yang
sebenarnya jarang terjadi.
-
Penelitian baru2 ini di jurnal penelitian otak mendapati 1 ppm fluoride dalam
air akan meningkatkan kandungan alumunium dalam otak tikus percobaan dan
memproduksi sejenis zat yg merusak otak (amyloid deposits) berhubungan dengan
penyakit alzheimers dan jenis2 lain dari kegilaan.
-
Penelitian selanjutnya terhadap binatang percobaan mendapati fluoride dapat
menghambat kelenjar pineal yg memproduksi melatonin, hormon yg membantu
mengatur berbagai perubahan pada masa pubertas. Dala3m penelitian ini, hewan yg
diberi fluoride berkurang tingkat metabolisme melatoninnya dlm air seni mereka,
dan lebih awal mengalami perubahan2 masa pubertas.
-
Tumor tulang ditemukan pada hewan percobaan sebagai reaksi langsung pemberian
fluoride. (program nasional pemerintah federal as-bagian depkes dan pelayanan
masyarakat th 1990).
Fluorosis tidak hanya disebabkan kelebihan flour
tetapi juga oleh karena dental bleaching. Dental bleaching bukan hal
yang baru menilik sejarahnya, dental bleaching ini ternyata sudah dilakukan
sejak tahun 1898, menurut Haywood. Tapi baru sedikit sekali dokter gigi yang
melakukannya. Bahan yang pertama kali dilaporkan sebagai bleaching agent adalah
asam oksalat, yang dijelaskan oleh Chappel tahun 1877. Dengan serangkaian
percobaan, dokter gigi menemukan agen yang lebih efektif, di mana Harlan
melaporkan penggunaan hidrogen peroksida pada tahun 1884. Baru pada sekitar
tahun 1990an, dental bleaching dengan cepat meraih popularitas, di mana home
bleaching pertama kali diperkenalkan.
Prosedur bleaching menggunakan bahan kimia,
yang paling sering digunakan adalah peroksida. Proses ini melibatkan reaksi
oksidasi dan reduksi, di mana peroksida bertindak sebagai agen pengoksidasi.
Karbamid peroksida tersedia dalam berbagai konsentrasi, mulai dari 3% hingga
15%. Dari hasil banyak penelitian diketahui bahwa konsentrasi yang paling aman
sekaligus efektif adalah karbamid peroksida 10%.
Karbamid peroksida akan terurai menjadi hidrogen
peroksida dan urea. Hidrogen peroksida yang akan menghasilkan radikal bebas,
yang akan bereaksi dengan molekul organik dalam email gigi. Dengan adanya
reaksi ini, molekul organik yang berukuran besar dan berpigmentasi tinggi akan
menjadi molekul berukuran lebih kecil dan lebih sedikit pigmen. Molekul kecil
ini lebih sedikit merefleksikan cahaya. Hasil akhirnya gigi tampak lebih putih.
Yang perlu diperhatikan adalah, bilableaching dilakukan secara
berlebihan maka akan mencapai titik saturasi. Bila titik ini terlampaui, maka
yang terjadi bukannya gigi bertambah putih tapi emailnya malah akan rusak.
Efek samping yang paling sering terjadi setelah
perawatanbleaching adalah sensitivitas gigi dan iritasi pada jaringan
lunak seperti gusi. Hidrogen peroksida dapat berpentrasi ke ruang pulpa melalui
email dan dentin, dan menyebabkan rasa ngilu. Oleh karena itu dianjurkan untuk
dilakukan aplikasi fluor paska perawatanbleaching untuk mengurangi rasa
ngilu. Overexposure terhadap fluor di masa kanak-kanak saat masa pembentukan
email dapat menyebabkan terjadinya gangguan mineralisasi gigi, sehingga
terlihat bercak-becak putih pada permukaan gigi. Keadaan ini disebut dental
fluorosis. Pada keadaan fluorosis berat, email hampir seluruhnya rusak
sehingga menyisakan lapisan dentin yang lebih opaque.
Banyaknya produk bleaching yang mengklaim
dapat membuat gigi putih cemerlang terkadang membutakan masyarakat. Prosedur
pemutihan gigi ini seharusnya tidak dilakukan secara sembarangan, dan sebaiknya
di bawah supervisi dokter gigi. Supaya tidak dengan mudah termakan iklan,
setiap konsumen yang ingin menjalani prosedur bleaching sebaiknya
mengetahui apa dan bagaimana mekanismenya. Dengan demikian efek samping dan
konsekuensi yang mungkin akan dihadapi sudah dipahami terlebih dulu.
Efek biologis Fluoride (dlm buku Flouride the Aging
Factor-Dr.John Yiamouyiannis):
1)
Gigi Fluorosis (keropos) merupakan tanda pertama kontaminasi fluoride.
2)
Kerusakan gigi (pada stadium lanjut-gigi bergaris-garis gelap terlihat seperti
lubang) dan gigi tanggal.
3)
Penelitian di Cina, pemberian fluoride dg dosis rendah pun telah menyebabkan
berkurangnya kecerdasan pada anak-anak.
4)
Penuaan Dini.
5)
Aborsi Spontan.
6)
Tulang yang rapuh.
7)
Kanker, Fluoride bersifat Carcinogenic (penyebab KANKER): Departemen Kesehatan
New Jersey mengkonfirmasi bahwa terjadi peningkatan 6.9% kasus tulang
melengkung akibat kanker tulang pada anak muda dalam komunitas yg menggunakan
fluoride, dan peningkatan 5% dalam semua jenis kanker dalam komunitas yg
menggunakan Fluoride. Dean Burk, Kepala Bagian Kimia Institut Kanker Nasional mengakui
dalam dengar pendapat dengan kongres, bahwa sedikitnya 40.000 kematian karena
kanker di tahun 1981 berkaitan dengan fluoride! burk menyatakan bahwa fluoride
lebih menyebabkan kanker dan merupakan penyebab tercepat dari pada zat kimia
lainnya.
BAB
IV
PENUTUP
1.
Simpulan
Dari makalah
tersebut diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa :
Fluor merupakan unsur
yang penting dalam pembentukan gigi dan tulang. Kekerasan gigi dan tulang
ditentukan oleh kadar senyawa-senyawa kalsium yang tinggi di dalam tulang.
Fluor adalah mineral
yang secara alamiah terdapat di semua sumber air termasuk laut.
Fluor yang berbentuk
senyawa ada 2 macam,topikal dan sistemik.
Jika penggunaan fluor
secara berlebihan maka akan mengakibatkan fluorosis
Fluorosis yaitu warna
gigi menjadi tidak putih sebagaimana gigi yang sehat, tapi pucat dan buram.
2. Saran
Dalam pembuatan
makalah selanjutnya diharapkan referensi yang digunakan bisa lebih lengkap lagi
terutama mengenai fluor sehingga kesempurnaan makalah dan informasi yang
diperoleh bisa lebih baik lagi.
DAFTAR
PUSTAKA
aris
personal weblog. fluor & kesehatan gigi. retrieved at september 29, 2008.
available
at http://goldenpen007x.blogdrive.com/archive/147.html.
solusi
sehat. tablet "fluor" mencegah karies gigi. . retrieved at september
29, 2008. Available
athttp://www.solusisehat.net/berita.php?id=399 .
medicastore.
penyakit mulut dan gigi. . retrieved at september 29, 2008. available at
http://medicastore.com/med/detail_pyk.php?idktg=6&iddtl=140&uid=2007123122021066.249.73.5
nirmala.
fluor baik atau buruk bagi kesehatan?. . retrieved at september 29, 2008.
available
athttp://cyberwoman.cbn.net.id/cbprtl/common/ptofriend.aspx?
x=mother+and+baby&y=cyberwoman%7c0%7c0%7c8%7c545.
klik
dokter. a-z bleaching. retrieved at september 29, 2008. available
at http://www.klikdokter.com/article/detail/72.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar