Kamis, 14 Maret 2013

tugas bioanorganik (fluor dalam gigi)

TUGAS BIOANORGANIK
FLUOR TERHADAP KESEHATAN GIGI

1-Logo-baru-3D-3.gif


OLEH
                             NAMA                : MARSELUS JEQUES GROS
                             NIM                     : 1006071028

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
2012

BAB I
PENDAHULUAN

1.      Latar Belakang
Karies (gigi berlubang) adalah akibat yang paling sering muncul. Itu mengapa, banyak anak balita yang menderita karies. Untuk mengatasinya, anak perlu  dibiasakan untuk membersihkan gigi setelah minum susu dan berkumur dengan air putih setelah mengonsumsi permen sehingga tidak ada gula yang nempel pada gigi. Selain gaya hidup, makanan juga sangat berpengaruh terhadap kesehatan gigi dan mulut. Makanan yang sehat dan mencukupi kebutuhan gizi seseorang akan berpengaruh baik terhadap kesehatan tubuh secara keseluruhan, tidak terkecuali kesehatan gigi dan mulut. Ada beberapa nutrisi yang berhubungan dengan kesehatan gigi yaitu: karbohidrat, kalsium, fosfor, magnesium dan fluor.
Fluor termasuk golongan mikromineral yang berperan dalam proses mineralisasi dan pengerasan email gigi. Pada saat gigi dibentuk, yang pertama kali terbentuk adalah hidroksiapatit yang terdiri dari kalsium dan fosfor. Tahap berikutnya adalah fluor akan menggantikan gugus hidroksi (OH) pada kristal tersebut dan membentuk fluoroapatit yang menjadikan gigi tahan terhadap kerusakan. Paparan fluor dalam dosis rendah yang terjadi terus-menerus akan mencegah terjadinya kerusakan atau karies gigi. Sumber utama dari fluor adalah air minum. Sementara angka kecukupan yang dianjurkan dan aman adalah 1,5-4 mg/hari.
Karies (gigi berlubang) anak Indonesia, terutama anak balita, sungguh sangat memprihatinkan. Hampir sembilan dari sepuluh anak menderita karies dengan tujuh dari 20 gigi yang rusak. Banyak anak menderita kerusakan gigi yang parah dan perlu ditanggulangi. Perawatan gigi rusak pada anak termasuk sulit, memerlukan waktu dan dana yang tidak sedikit. Oleh sebab itu, pencegahan terhadap karies jauh lebih baik daripada merawat kerusakan gigi.
Fluor dari abad lalu sampai sekarang diyakini dan digunakan secara luas untuk pencegahan karies gigi, baik di negara maju maupun negara berkembang. Secara sistemik fluor efektif apabila diberikan pada saat pertumbuhan dan perkembangan gigi, mulai awal kehamilan (prenatal) maupun setelah kelahiran (postnatal). Senyawa fluorida telah lama digunakan dalam prevensi karies gigi. Dalam upaya peningkatan kesehatan gigi, senyawa fluorida telah diaplikasikan secara ekstensif serta telah diakui kemanjurannya. Penggunaan senyawa fluorida dapat dilakukan secara sistemik atau dengan cara aplikasi topikal. Natrium monofluorofosfat (MFP) merupakan salah satu dari senyawa fluorida yang secara luas digunakan di kedokteran gigi disamping natrium fluorida (NaF). MFP akan terhidrolisis oleh fosfatase menjadi ion monofluoro¬fostat atau ion fluor. Monotluorofosfat di dalam tubuh merupakan senyawa intermediate yang dihasilkan dalam proses metabolism sel.
Fluor selain terdapat di air tanah juga terdapat pada sayur-sayuran, buah-buahan, minuman, ikan, daging dan lain-lainnya. Hampir semua makanan mengundang fluor, namun yang kadar fluor nya tertinggi adalah ikan teri, sawi, dan teh.




BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

a.      Definisi Fluor
Fluor merupakan unsur yang penting dalam pembentukan gigi dan tulang. Kekerasan gigi dan tulang ditentukan oleh kadar senyawa-senyawa kalsium yang tinggi di dalam tulang. Fluor adalah mineral yang secara alamiah terdapat di semua sumber air termasuk laut. Fluor tidak pernah ditemukan dalam bentuk bebas di alam. Ia bergabung dengan unsur lain membentuk senyawa fluoride.
b.      Peranan Fluor Dalam Gigi
Fluor ini berperan dalam pembentukan email gigi dan membuat struktur gigi lebih kuat sehingga akan membuat gigi lebih tahan terhadap pengikisan oleh asam. Asam itu sendiri dibentuk ketika bakteri di dalam plak memecah gula dan karbohidrat yang berasal dari makanan. Serangan asam yang berulang-ulang akan merusak gigi yang dapat menyebabkan gigi berlubang. Di sini fluor berperan mengurangi kemampuan bakteri untuk membentuk asam. Fluor juga berfungsi merangsang pembentukkan mineral kembali yang akan menghentikan proses terjadinya gigi berlubang.
c.       Jenis Flour yang Ada dalam Kehidupan
Fluor yang berbentuk senyawa ada 2 macam, topikal dan sistemik. Yaitu sebagai berikut:
1. Topikal fluoride adalah fluoride yang diaplikasikan langsung ke gigi, misalnya pasta gigi dan obat kumur.
2. Fluoride sistemik adalah fluoride yang diperoleh tubuh melalui pencernaan dan ikut membentuk struktur gigi. Fluoride sistemik juga memberikan perlindungan topikal karena fluoride ada di dalam air liur yang terus membasahi gigi. Fluoride sistemik ini meliputi fluoridasi air minum dan melalui pemberian makanan tambahan fluoride yang berbentuk tablet tetes atau tablet isap. Pemberian fluor sistemik adalah salah satu upaya pencegahan cukup efektif dan efisien.
Namun di sisi lain, para ahli sudah mengembangkan berbagai metode penggunaan fluor, yang kemudian dibedakan menjadi metode perorangan dan kolektif. Contoh penggunaan kolektif yaitu fluoridasi air minum (biasa kita peroleh dari air kemasan) dan fluoridasi garam dapur. Sedangkan penggunaan perorangan yaitu menggosok gigi dengan pasta gigi yang mengandung fluoride dan berkumur-kumur dengan larutan fluor.
d.      Efek Samping Jika Fluoride Berlebihan
Fluoride juga sama seperti unsur-unsur lain yang sangat penting dalam kesehatan misalnya garam, zat besi, vitamin A, dan mineral penting lainnya. Fluoride pun dapat berbahaya jika dikonsumsi secara berlebihan. Apabila pemakaian fluoride tidak terkontrol dan tidak disiplin, maka tidak akan mencapai sasaran dan dapat menyebabkan kerusakan gigi. Contohnya adalah fluorosis.
e.       Fluorosis
Fluorosis adalah perubahan yang tampak pada gigi yang disebabkan oleh konsumsi fluoride yang berlebihan pada awal masa anak-anak ketika gigi sedang tumbuh. Pemakaian fluor perlu didukung oleh sikap perorangan yang positif terhadap kesehatan gigi. Selain sikap yang positif, maka harus mempunyai pola nutrisi dan kebiasaan hidup yang sehat sehingga kerusakan gigi dapat diatasi.

BAB III
PEMBAHASAN

Fluor menyebabkan gigi, terutama email, tahan terhadap asam yang menyebabkan terbentuknya karies. Sangat efektif mengkonsumsi fluor pada saat gigi sedang tumbuh dan mengeras, yaitu sampai usia 11 tahun. Penambahan fluor pada air adalah cara yang paling efisien untuk memenuhi kebutuhan fluor pada anak-anak. Tetapi jika terlalu banyak mengandung fluor, bisa menyebabkan timbulnya bintik-bintik atau perubahan warna pada gigi. Jika air yang diminum mengandung sedikit fluor, bisa diberikan obat tetes atau tablet natrium florida. Fluor juga bisa dioleskan langsung oleh dokter gigi pada gigi yang cenderung mengalami pembusukan. Akan lebih baik jika menggunakan pasta gigi yang mengandung fluor.
Fluor adalah mineral yang secara alamiah terdapat di semua sumber air, termasuk laut. Ada beberapa peran fluor dalam gigi, yaitu untuk pembentukan email gigi, memperkuat struktur gigi hingga membuat gigi lebih tahan terhadap pengikisan oleh asam. Fluor berperan mengurangi kemampuan bakteri di gigi membentuk asam. Fluoride merupakan suatu bentuk ion dari fluorine. Fluoride sebenarnya terdapat di dalam air dan beberapa makanan, termasuk teh. Fluor sebenarnya merupakan unsur tambahan yang dibutuhkan untuk menjaga agar tulang dan gigi tetap kuat. Pada tulang dan gigi terdapat kristal apatit yang mengandung kalsium, fosfat, magnesium, dan hidroksil. Ion hidroksil bermuatan negatif dan mudah larut. Misalnya, jika kita makan, maka rongga mulut menjadi asam. Karena kadar keasaman mulut, email (merupakan lapisan keras dan bersinar yang menjaga gigi) akan cepat larut.
Fluor tersedia melimpah di dalam kerak bumi. Melalui proses yang alami, karena cuaca serta pencucianbatuan dasar atau lapisan tanah yang keras, (bedrock) yang tinggi kandungan fluornya, fluor memasuki air tanah. Karena itu, air sumur bisa merupakan sumber fluor yang cukup tinggi. Fluor penting untuk kesehatan gigi terutama pada anak-anak, karena jumlah asupan (intake) yang tepat dapat mendukung pembentukan enamel gigi yang lebih tahan terhadap kerusakan akibat asam-asam yang dihasilkan mulut. Fluor juga menghambat metabolisme pembentukan asam dari bakteri penyebab gigi busuk (Streptococcus mutan). Fluor yang (tidak sengaja) masuk dan terakumulasi dalam tubuh, bisa menyebabkan keracunan yang ditandai dengan gejala pusing, mual, muntah, bahkan kejang-kejang. Untuk penanganan awal, segera berikan susu pada anak karena kandungan susu bisa menghambat dampak lebih jauh dari keracunan fluor. Gigi berlubang disebabkan oleh plak, yang terjadi karena kotoran (sisa makanan) yang menempel pada gigi, dan ditumbuhi kuman. Dalam beberapa menit, makanan yang tersisa di dalam mulut membusuk. Dan kuman-kumanpun mulai menggerogoti email. Ketika email perlahan runtuh, maka gigi pun menjadi berlubang. Kuman-kuman tersebut masuk lapisan dentin, menjalar ke syaraf gigi sehingga menimbulkan rasa sakit. Lama kelamaan gigi menjadi mati dan busuk sehingga terjadi pembengkakan. Agar gigi menjadi kuat, maka kristal apatit yang ujungnya mengandung hidroksil negatif harus ditambahkan fluor sehingga menjadi kuat dan tidak larut. Akan tetapi fluor yang digunakan secara berlebihan akan membahayakan sistem tubuh kita. Kebutuhan fluoride kita berada di antara 0, 7 hingga 0, 9 ppm (part per milion). Kelebihan fluor (fluorosis) dapat menyebabkan sel-sel gigi mati, sehingga gigi menjadi rapuh. Hal ini terjadi karena dalam kristal apatit, bukan hanya hidroksil yang tergantikan oleh fluor, namun jumlah kalsium juga berkurang.
Fluor dapat berfungsi untuk membunuh bakteri, demikian pula yang akan terjadi pada sel tubuh jika tertelan. Pemberian fluor dalam air minum atau istilahnya fluoridasi, ternyata memberikan efek positif dalam pertumbuhan gigi pada anak-anak. Hal ini telah dibuktikan dengan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa fluoridasi mengurangi resiko gigi busuk pada anak-anak sebesar 40-50 % pada gigi pertama atau gigi susu, dan 50-65 % pada gigi permanen atau tetap. Gigi anak yang kelebihan fluor umumnya akan timbul bercak putih dan coklat pada gigi. Fluor yang berlebihan dapat membuat seseorang menderita keracunan, kerapuhan tulang (osteoporosis), kerusakan hati dan ginjal. Fluor dapat diberikan kepada anak-anak oleh dokter gigi jika anak memiliki riwayat kesehatan gigi karena tinggal di daerah yang airnya kurang mengandung fluor. Fluor yang terkandung di dalam pasta gigi tidak terlalu bermasalah karena hanya berfungsi untuk melapisi bagian luar gigi dan tidak banyak terserap tubuh. Selama pasta gigi tidak ditelan, maka penggunaan fluoride tidak masalah. Oleh karena itu sangat dianjurkan hendaklah memberikan anak-anak pasta gigi yang tidak mengandung fluor, kecuali bagi anak-anak yang sudah bisa berkumur dengan baik. Jika penggunaan fluor secara berlebihan maka akan mengakibatkan fluorosis, fluorosis yaitu warna gigi menjadi tidak putih sebagaimana gigi yang sehat, tapi pucat dan buram. Pada fluorosis yang lebih berat, selain warnanya lebih gelap, enamel gigi menjadi lunak dan rapuh. Gejala ini merupakan indikasi yang jelas dari kelebihan fluor pada masa kanak-kanak ketika masa pertumbuhan gigi sedang berlangsung. Efek ini tidak tampak jika kelebihan fluor terjadi ketika gigi sudah tumbuh sepenuhnya. Karena itu jika orang dewasa tidak menunjukkan tanda-tanda fluorosis gigi, bukan berarti bahwa ia mendapat asupan fluor dalam batas yang aman.
Fluorosis telah tersebar (secara endemik) di 25 negara, dengan per kiraan penduduk yang terkena sebanyak 10 juta. Tercatat bahwa fluorosis banyak dijumpai di India, Mexico, dan Cina (terutama bagian tengah dan barat). Pada tahun 1993, diketahui bahwa 1 5 dari 32 negara bagian India diidentifikasi mengalami fluorosis endemik. Bahkan, dari data statistik tahun 2002, lebih dari 6 juta penduduknya menderita fluorosis dengan tingkatan serius, 62 juta orang lainnya ber peluang terkena fluorosis. Fluorosis tidak dapat diobati, namun pengaruh buruknya dapat ditekan kalau penyakitnya dapat didiagnosa lebih awal. Kelebihan fluor juga dapat menggantikan hidroksit dalam tulang, yang menyebabkan. kondisi kronis yang disebut skeletal fluorosis (fluorosis tulang). Penderita fluorosis jenis ini, mengalami rasa sakit yang hebat pada tulang sendi, tulang belakang dan pinggul, peningkatan kepadatan tulang, klasifikasi ikatan sendi tulang, dan kelumpuhan. Fluorosis dapat menyerang segala usia. Fluorosis juga dapat menyebabkan anemia hebat, gigi bercak-bercak, gagal ginjal, dan kematian prematur.
Perhatikan batas aman.
Karena air merupakan sumber utama asupan fluor, termasuk air minum yang dikonsumsi sehari-hari, kita perlu mengetahui berapa kandungan fluor dalam air minum yang aman untuk dikonsumsi agar terhindar dari efek buruknya. Menurut pedoman WHO yang dikeluarkan tahun 1984, untuk wilayah yang beriklim hangat konsentrasi fluor optimal dalam air minum sebaiknya masih dibawah 1 mg/liter atau 1 ppm (parts per million). Sementara di wilayah yang iklimnya lebih dingin, konsentrasinya 1,2 ppm. Mengapa perbedaan iklim mempengaruhi jumlah fluor yang sebaiknya dikonsumsi? Karena dalam cuaca panas, tubuh kita mengeluarkan lebih banyak keringat sehingga perlu minum air lebih banyak, karena itu konsentrasi fluor dalam air minum yang dikonsumsi seharusnya ditentukan lebih rendah. Berdasarkan pedoman WHO juga diketahui bahwa batas atas kandungan fluor dalam air minum yang diperbolehkan adalah 1 ,5 ppm, namun nilai ini tidak bersifat universal. Di India, yang banyak dijumpai kasus fluorosis, pada tahun 1998 telah menetapkan batas atas yang diperbolehkan hanya 1 ppm.
Kapan suplemen diperlukan.
Menjaga asupan fluor dalam batas aman sangatlah penting. Konsumsi air yang terFluoridasi merupakan solusi terbaik bagi anak-anak untuk mencegah kerusakan gigi yang parah sekaligus penyerapan fluor berlebihan. Batasan optimum fluorida untuk air minum adalah 0,7 - 1 ,2 ppm, sehingga apabila air minum lokal sudah difluoridasi, maka tidak diperlukan lagi tambahan asupan fluorida selain pasta gigi. Suplemen fluorida dibutuhkan dalam kondisi tertentu, terutama bagi mereka yang mendapatkan air minum dengan kandungan fluor yang rendah. Dilaporkan bahwa kebutuhan suplemen fluor dipengaruhi oleh usia dan kandungan fluor dalam sumber air lokal. Apabila kandungan fluor pada sumber air lokal kurang dari 0,3 ppm, maka suplemen fluor yang dibutuhkan oleh anak-anak usia 6 bulan - 3 tahun adalah 0,25 mg/hari, anak usia 3-6 tahun sebanyak 0,5 mg/hari, dan anak usia 6-16 tahun sebanyak 1 mg/hari. Kebutuhan suplemen fluor menjadi lebih rendah apabila kandungan fluor dalam sumber air lokal lebih tinggi, misalnya 0,3 - 0,6 ppm, maka anak usia 6 bulan - 3 tahun tidak memerlukan suplemen fluor, sedangkan untuk anak usia 3 – 6 tahun, kebutuhannya menjadi berkurang separuhnya yaitu 0,25 mg/ hari dan 0,5 mg/hari untuk anak usia 6 - 16 tahun. Namun jika kandungan fluor lebih besar dari 0,6 ppm, maka untuk semua usia tersebut sudah tidak diperlukan lagi suplemen fluor.
Awas keracunan.
Keracunan fluor dapat dicegah atau diminimalisasi dengan sumber air alternatif, mengurangi kelebihan fluor dalam air minum, dan dengan memperbaiki status gizi mereka yang berisiko. Dalam pedoman WHO tahun 1984, disebutkan bahwa ada hubungan antara diet kalsium dengan ketersediaan fluor dalam tubuh, yaitu diet kalsium yang rendah akan meningkatkan penyimpanan fluor dalam tubuh. Sedangkan asupan kalsium yang cukup sangat berhubungan dengan pengurangan risiko fluorosis gigi. Selain kalsium, konsumsi vitamin C yang cukup juga dapat mengurangi risiko tersebut. Secara umum, sumber fluor dapat berasal dari air kran, makanan yang dimasak dengan air kran atau air yang diberi fluor, pasta gigi, pop soda, formula bayi, dan pencuci mulut. Fluoride terdapat dalam air permukaan maupun air tanah, namun konsentrasi fluor pada air permukaan biasanya lebih rendah yaitu 0,01 - 0,3 ppm. Dalam air tanah, konsentrasi fluor alami tergantung pada karakteristik geologi,kimia dan fisik dari akuifer, porositas ,dan keasaman dari tanah dan bebatuan, suhu, kegiatan unsur kimia lain, dan kedalaman sumur. Sehingga, konsentrasi fluor dalam sumur sangat bervariasi, berkisar antara 1 ppm hingga 35 ppm. Di India bahkan mencapai 38,5 ppm. Karena itu setiap sumur perlu diuji kandungan fluornya.
Fluorosis tidak hanya disebabkan oleh konsumsi air minum yang mengandung fluorida cukup tinggi, namun juga karena menghirup udara mengandung fluorida yang dilepaskan dari pembakaran batu bara ataupun proses produksi pupuk fosfat. Tanda-tanda awal yang perlu kita waspadai sebelum terjadi gejala flourosis yang lebih berat, antara lain sakit yang sporadis, kaku tulang sendi, sakit kepala, sakit perut, dan lemah otot. Tahap selanjutnya yang dapat muncul adalah osteosklerosis (pengerasan dan pengapuran tulang) hingga pada akhimya sampai pada rusaknya tulang belakang (punggung), tulang sendi utama, otot-otot, dan sistem syaraf. Sementara itu fluorosis adalah perubahan yang tampak pada gigi akibat konsumsi fluor yang berlebihan pada awal masa anak-anak ketika giginya sedang tumbuh.
Dampak fluorosis ini bisa ringan dan bisa pula fatal, di antaranya:
-Timbul bercak putih dan cokelat di gigi
Kasus ini banyak ditemukan di Indonesia. Walau berdampak ringan dan tidak menimbulkan rasa nyeri pada gigi, namun bisa mengurangi penampilan akibat gigi yang tidak sedap dipandang mata. Untuk mengatasinya, dokter akan melapisi gigi yang rusak dengan zat khusus, hingga gigi menjadi bagus kembali. Namun bila dibiarkan, akan berdampak lebih buruk. Gigi bisa berlubang yang akhirnya hancur atau tanggal. Jika muncul gejala seperti itu, orang tua harus segera memeriksakan gigi anaknya ke dokter. Soalnya, awam tak bisa membedakan kerusakan gigi yang diakibatkan kelebihan fluor atau sebab lainnya.
- Kerusakan hati
Gejala-gejala penyakit/kerusakan hati akibat fluorosis biasanya sama dengan gejala penyakit lever yang disebabkan faktor lain. Walau kasus fluorosis yang menyebabkan penyakit lever ini belum ditemukan, orang tua harus tetap memantau pemakaian pasta gigi pada anak.
- Kerusakan ginjal
Hingga saat ini kasus semacam ini amat jarang ditemukan. Namun kelebihan fluor juga bias mengakibatkan kerusakan ginjal yang bila tidak segera ditangani akan mengarah pada gagal ginjal.
- Kerapuhan tulang (osteoporosis)
Tidak hanya gigi yang dibuat rapuh/rusak, tapi juga seluruh tulang akan terancam rapuh. Akibat lebih lanjut, tumbuh-kembang si kecil jadi terhambat sementara pengobatannya pun amat sulit.
-Kerangka tulang tidak beraturan, dan arthritis (asam urat).
Para ilmuwan epa Washington mengumumkan bahwa meningkatnya jumlah orang yang memiliki gejala ‘carpal-tunnel’ dan sakit asam urat diakibatkan oleh proses fluoridasi dalam air minum. Dan di india tengah, pencemaran fluoride pada air akibat sebuah penggalian yang tidak melalui pengujian, menyebabkan penderitaan asam urat yang serius pada jutaan orang yang merupakan bencana nasional. (manchester guardian 9 Juli 1998).
Pelayanan kesehatan masyarakat AS telah menyatakan bahwa fluoride membuat tulang lebih rapuh. Penggunaan fluoride selama masa kehamilan hingga setahun meningkatkan 1% ketidakmampuan belajar pada anak-anak. (penelitian Universitas Florida Selatan)
- Tidak berfungsinya thyroid. Diidentifikasi sebagai hypothyroidism.
- Kerusakan pada sistem berpikir.
- Kebutaan (penelitian moolenburgh mengenai air yang ditambah 1ppm fluoride)
- Penyakit alzheimer-jurnal wall street 28 okt 92 tentang penelitian varnier ja., ‘tikus percobaan yang mengkonsumsi fluoride dengan dosis tinggi berkembang dengan tahap yang tidak beraturan memiliki karakteristik hewan yang telah pikun. Pengujian otak tikus-tikus pasca percobaan mengungkap adanya substansi sel otak yang hilang dalam struktur.
- Kemandulan. Ilmuwan administrasi makanan dan obat (fda) melaporkan korelasi yang erat antara menurunnya tingkat kesuburan perempuan kelompok usia 10-49 dengan meningkatnya penggunaan fluoride.
- Kerusakan otak. Fluoride menurunkan kapasitas kecerdasan manusia, terutama anak-anak.  Tingkat kecerdasan anak-anak yang menggunakan fluoride secara signifikan lebih rendah dari anak-anak yang tidak diberikan fluoride. (li, x.s., zhi, j.l., gao, r. O., ‘efek pemberian fluoride terhadap tingkat kecerdasan anak-anak,’ fluoride; 28:182-189, 1995). Percobaan dr. Phyllis Mullinex terhadap tikus menunjukkan efek keracunan syaraf yang bervariasi pada setiap tahap kedewasaan, baik hewan dewasa, hewan anak-anak, atau melalui placenta ketika bayi masih di dalam perut. Sampel yang mendapatkan fluoride sebelum lahir akan terlahir sebagai anak hiperaktif dan akan tetap seperti itu sepanjang hidupnya. Mereka yang diberi fluoride ketika berusia muda menunjukkan aktivitas yang depresif. Tahun 1998 Guan et Al, memberi dosis yang sama dengan yang digunakkan Mullenix dan menemukan pada percobaannya bahwa beberapa zat kimia kunci dalam otak, zat yang membentuk selaput sel otak, pada tikus yang diberi fluoride tidak terlihat/ kosong.
- Keretakkan pada tulang pinggul. Air minum yang mengandung fluoride akan menyebabkan keretakkan tulang pinggul 2 kali lipat (200%!!!) Dari jumlah keretakkan tulang alami, baik pada laki-laki maupun perempuan. Bahkan tingkat yang sangat kecil dari fluoride sejumlah 0.1 ppm pun tetap saja menunjukkan kenaikan angka statistik keretakkan tulang pinggul yang signifikan (bordeaux penelitian jama 1994).
- Flouride memiliki pengaruh negatif pada sistem syaraf dan sistem kekebalan tubuh, dan pada anak-anak dapat mengarah pada kelelahan kronis, IQ yg rendah, tidak mampu belajar, kelesuan dan depresi (situs bruha.com/fluoride/). Dr. Phyllis Mullenix dari institut penelitian forsyth Universitas Harvard (institute penelitian gigi) menerbitkan sebuah penelitian yang menunjukkan bahwa fluoride lebih efektif dari pada timah dalam menurunkan tingkat IQ pada anak-anak.
- Penelitian kanker oleh program toxicology nasional melaporkan sampel yang diberi fluoride memiliki tumor thyroid, tumor rongga mulut, dan tumor hati yang sebenarnya jarang terjadi.
- Penelitian baru2 ini di jurnal penelitian otak mendapati 1 ppm fluoride dalam air akan meningkatkan kandungan alumunium dalam otak tikus percobaan dan memproduksi sejenis zat yg merusak otak (amyloid deposits) berhubungan dengan penyakit alzheimers dan jenis2 lain dari kegilaan.
- Penelitian selanjutnya terhadap binatang percobaan mendapati fluoride dapat menghambat kelenjar pineal yg memproduksi melatonin, hormon yg membantu mengatur berbagai perubahan pada masa pubertas. Dala3m penelitian ini, hewan yg diberi fluoride berkurang tingkat metabolisme melatoninnya dlm air seni mereka, dan lebih awal mengalami perubahan2 masa pubertas.
- Tumor tulang ditemukan pada hewan percobaan sebagai reaksi langsung pemberian fluoride. (program nasional pemerintah federal as-bagian depkes dan pelayanan masyarakat th 1990).
Fluorosis tidak hanya disebabkan kelebihan flour tetapi juga oleh karena dental bleaching. Dental bleaching bukan hal yang baru menilik sejarahnya, dental bleaching ini ternyata sudah dilakukan sejak tahun 1898, menurut Haywood. Tapi baru sedikit sekali dokter gigi yang melakukannya. Bahan yang pertama kali dilaporkan sebagai bleaching agent adalah asam oksalat, yang dijelaskan oleh Chappel tahun 1877. Dengan serangkaian percobaan, dokter gigi menemukan agen yang lebih efektif, di mana Harlan melaporkan penggunaan hidrogen peroksida pada tahun 1884. Baru pada sekitar tahun 1990an, dental bleaching dengan cepat meraih popularitas, di mana home bleaching pertama kali diperkenalkan.
Prosedur bleaching menggunakan bahan kimia, yang paling sering digunakan adalah peroksida. Proses ini melibatkan reaksi oksidasi dan reduksi, di mana peroksida bertindak sebagai agen pengoksidasi. Karbamid peroksida tersedia dalam berbagai konsentrasi, mulai dari 3% hingga 15%. Dari hasil banyak penelitian diketahui bahwa konsentrasi yang paling aman sekaligus efektif adalah karbamid peroksida 10%.
Karbamid peroksida akan terurai menjadi hidrogen peroksida dan urea. Hidrogen peroksida yang akan menghasilkan radikal bebas, yang akan bereaksi dengan molekul organik dalam email gigi. Dengan adanya reaksi ini, molekul organik yang berukuran besar dan berpigmentasi tinggi akan menjadi molekul berukuran lebih kecil dan lebih sedikit pigmen. Molekul kecil ini lebih sedikit merefleksikan cahaya. Hasil akhirnya gigi tampak lebih putih. Yang perlu diperhatikan adalah, bilableaching dilakukan secara berlebihan maka akan mencapai titik saturasi. Bila titik ini terlampaui, maka yang terjadi bukannya gigi bertambah putih tapi emailnya malah akan rusak.
Efek samping yang paling sering terjadi setelah perawatanbleaching adalah sensitivitas gigi dan iritasi pada jaringan lunak seperti gusi. Hidrogen peroksida dapat berpentrasi ke ruang pulpa melalui email dan dentin, dan menyebabkan rasa ngilu. Oleh karena itu dianjurkan untuk dilakukan aplikasi fluor paska perawatanbleaching untuk mengurangi rasa ngilu. Overexposure terhadap fluor di masa kanak-kanak saat masa pembentukan email dapat menyebabkan terjadinya gangguan mineralisasi gigi, sehingga terlihat bercak-becak putih pada permukaan gigi. Keadaan ini disebut dental fluorosis. Pada keadaan fluorosis berat, email hampir seluruhnya rusak sehingga menyisakan lapisan dentin yang lebih opaque.
Banyaknya produk bleaching yang mengklaim dapat membuat gigi putih cemerlang terkadang membutakan masyarakat. Prosedur pemutihan gigi ini seharusnya tidak dilakukan secara sembarangan, dan sebaiknya di bawah supervisi dokter gigi. Supaya tidak dengan mudah termakan iklan, setiap konsumen yang ingin menjalani prosedur bleaching sebaiknya mengetahui apa dan bagaimana mekanismenya. Dengan demikian efek samping dan konsekuensi yang mungkin akan dihadapi sudah dipahami terlebih dulu.
Efek biologis Fluoride (dlm buku Flouride the Aging Factor-Dr.John Yiamouyiannis):
1) Gigi Fluorosis (keropos) merupakan tanda pertama kontaminasi fluoride.
2) Kerusakan gigi (pada stadium lanjut-gigi bergaris-garis gelap terlihat seperti lubang) dan gigi tanggal.
3) Penelitian di Cina, pemberian fluoride dg dosis rendah pun telah menyebabkan berkurangnya kecerdasan pada anak-anak.
4) Penuaan Dini.
5) Aborsi Spontan.
6) Tulang yang rapuh.
7) Kanker, Fluoride bersifat Carcinogenic (penyebab KANKER): Departemen Kesehatan New Jersey mengkonfirmasi bahwa terjadi peningkatan 6.9% kasus tulang melengkung akibat kanker tulang pada anak muda dalam komunitas yg menggunakan fluoride, dan peningkatan 5% dalam semua jenis kanker dalam komunitas yg menggunakan Fluoride. Dean Burk, Kepala Bagian Kimia Institut Kanker Nasional mengakui dalam dengar pendapat dengan kongres, bahwa sedikitnya 40.000 kematian karena kanker di tahun 1981 berkaitan dengan fluoride! burk menyatakan bahwa fluoride lebih menyebabkan kanker dan merupakan penyebab tercepat dari pada zat kimia lainnya.
















BAB IV
PENUTUP

1.      Simpulan
Dari makalah tersebut diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa :
Fluor merupakan unsur yang penting dalam pembentukan gigi dan tulang. Kekerasan gigi dan tulang ditentukan oleh kadar senyawa-senyawa kalsium yang tinggi di dalam tulang.
Fluor adalah mineral yang secara alamiah terdapat di semua sumber air termasuk laut.
Fluor yang berbentuk senyawa ada 2 macam,topikal dan sistemik.
Jika penggunaan fluor secara berlebihan maka akan mengakibatkan fluorosis
Fluorosis yaitu warna gigi menjadi tidak putih sebagaimana gigi yang sehat, tapi pucat dan buram.
2.      Saran
            Dalam pembuatan makalah selanjutnya diharapkan referensi yang digunakan bisa lebih lengkap lagi terutama mengenai fluor sehingga kesempurnaan makalah dan informasi yang diperoleh bisa lebih baik lagi.














DAFTAR PUSTAKA

aris personal weblog. fluor & kesehatan gigi. retrieved at september 29, 2008. available
at http://goldenpen007x.blogdrive.com/archive/147.html.
solusi sehat. tablet "fluor" mencegah karies gigi. . retrieved at september 29, 2008. Available
athttp://www.solusisehat.net/berita.php?id=399 .
medicastore. penyakit mulut dan gigi. . retrieved at september 29, 2008. available at
http://medicastore.com/med/detail_pyk.php?idktg=6&iddtl=140&uid=2007123122021066.249.73.5
nirmala. fluor baik atau buruk bagi kesehatan?. . retrieved at september 29, 2008. available
athttp://cyberwoman.cbn.net.id/cbprtl/common/ptofriend.aspx?
x=mother+and+baby&y=cyberwoman%7c0%7c0%7c8%7c545.
klik dokter. a-z bleaching. retrieved at september 29, 2008. available
at http://www.klikdokter.com/article/detail/72.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar