TUGAS GEOKIMIA
JENIS BATUAN
OLEH
1.MARSELUS JEQUES GROS
2.INTAN A. TULE
3.NINING P. BANESI
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
2012
A. Batuan Beku
No
|
Contoh Batuan Beku
|
Gambar
|
1
|
Batu granit
|
|
2
|
Batu obsidian ( obsidian abu-abu)
|
|
3
|
Batu obsidian ( obsidian tembus
pandang )
|
|
4
|
Batu diorite
|
|
5
|
Batu andesite
|
|
6
|
Batu basalt
|
|
7
|
Batu apung
|
|
8
|
Batu gabbro
|
|
9
|
Batu pegmatite
|
|
10
|
Batu peridotite
|
|
11
|
Batu rhyolite
|
|
B. Batuan Sedimen
No
|
Contoh Batuan Sedimen
|
Gambar
|
1
|
Batu pasir
|
|
2
|
Batu konglomerat
|
|
3
|
Batu breksi
|
|
4
|
Batu garam
|
|
5
|
Batu serpih
|
|
6
|
Batu gipsum
|
|
C. Batuan Metamorf/ Melihan
No
|
Contoh Batuan Metamorf
|
Gambar
|
1
|
Batu marmer
|
|
2
|
Batu kwarsa
|
|
3
|
Batu sabak
|
|
4
|
Batu gneiss
|
|
5
|
Batu phyllite
|
|
TUGAS JENIS-JENIS SEMEN
JENIS JENIS SEMEN
- Semen Portland
- Water proofed cement
- Semen Putih
- High Alumina Cement
- Semen Anti Bakteri
- Oil Well Cement (OWC)
- Semen Campur
SEMENT
PORTLAND (OPC)
Semen
portland diklasifikasikan dalam lima tipe yaitu :
1.
Tipe I (Ordinary Portland Cement)
Semen
Portland untuk penggunaan umum yang tidak memerlukan persyaratn
khusus seperti yang dipersyaratkan pada tipe-tipe lain.
Tipe
semen ini paling banyak diproduksi dan banyak dipasaran
2.
Tipe II (Moderate sulfat resistance)
Semen
Portland yang dalam penggunaannya memerlukan ketahanan terhadap sulfat
atau panas hidrasi sedang. Tipe II ini mempunyai panas hidrasi yang
lebih rendah dibanding semen Portland Tipe I. Pada daerah–daerah tertentu
dimana suhu agak tinggi, maka untuk mengurangi penggunaan air selama
pengeringan agar tidak terjadi Srinkege (penyusutan) yang besar perlu
ditambahkan sifat moderat “Heat of hydration”. Semen Portland tipe II
ini disarankan untuk dipakai pada bangunan seperti bendungan, dermaga dan
landasan berat yang ditandai adanya kolom-kolom dan dimana proses hidrasi
rendah juga merupakan pertimbangan utama.
3.
Tipe III (High Early Strength)
Semen
Portland yang dalam penggunaannya memerlukan kekuatan yang tinggi pada
tahap permulaan setelah pengikatan terjadi. Semen tipe III ini dibuat
dengan kehalusan yang tinggi blaine biasa mencapai 5000 cm2/gr
dengan nilai C3S nya juga tinggi. Beton yang dibuat dengan menggunakan semen
Portland tipe III ini dalam waktu 24 jam dapat mencapai kekuatan yang sama
dengan kekuatan yang dicapai semen Portland tipe I pada umur 3 hari, dan dalam
umur 7 hari semen Portland tipe III ini kekuatannya menyamai beton dengan
menggunakan semen portlan tipe I pada umur 28 hari
4.
Tipe IV (Low Heat Of Hydration)
Semen
Portland yang dalam penggunaannya memerlukan panas hidrasi rendah.
Penggunaan semen ini banyak ditujukan untuk struktur Concrette (beton) yang
massive dan dengan volume yang besar, seprti bendungan, dam, lapangan udara.
Dimana kenaikan temperatur dari panas yang dihasilkan selama periode pengerasan
diusahakan seminimal mungkin sehingga tidak terjadi pengembangan volume beton
yang bisa menimbulkan cracking (retak). Pengembangan kuat tekan (strength) dari
semen jenis ini juga sangat lambat jika dibanding semen portland tipe I
5
Tipe V (Sulfat Resistance Cement)
Semen
Portland yang dalam penggunaannya memerlukan ketahanan tinggi terhadap
sulfat. Semen jenis ini cocok digunakan untuk pembuatan beton pada
daerah yang tanah dan airnya mempunyai kandungan garam sulfat tinggi seperti :
air laut, daerah tambang, air payau dsb
WATER
PROOFED CEMENT
Water
proofed cement adalah campuran yang homogen antara semen Portland dengan “Water
proofing agent”, dalam jumlah yang kecil seperti : Calcium, Aluminium,
atau logam stearat lainnya.Semen ini banyak dipakai untuk konstruksi beton yang
berfungsi menahan tekanan hidrostatis, misalnya tangki penyimpanan cairan
kimia.
WHITE
CEMENT (SEMEN PUTIH)
Semen
putih dibuat umtuk tujuan dekoratif, bukan untuk tujuan konstruktif. Pembuatan
semen ini membutuhkan persyaratan bahan baku dan proses pembuatan yang khusus,
seperti misalnya bahan mentahnya mengandung oksida besi dan oksida manganese
yang sangat rendah (dibawah 1 %).
HIGH
ALUMINA CEMENT
High
Alumina cement dapat menghasilkan beton dengan kecepatan pengersan yang cepat
dan tahan terhadap serangan sulfat, asam akan tetapi tidak tahan terhadap
serangan alkali. Semen tahan api juga dibuat dari High Alumina Cement, semen
ini juga mempunyai kecepatan pengerasan awal yang lebih baik dari semen Portland
tipe III. Bahan baku semen ini terbuat dari batu kapur dan bauxite,
sedangkan penggunaannya adalah antara lain :
- Rafractory Concrette
- Heat resistance concrete
- Corrosion resistance concrete
SEMEN
ANTI BAKTERI
Semen
anti bakteri adalah campuran yang homogen antara semen Portland dengan “anti
bacterial agent” seperti germicide. Bahan tersebut
ditambahkan pada semen Portland untuk “Self Desinfectant” beton terhadap
serangan bakteri dan jamur yang tumbuh. Sedangkan sifat-sifat kimia dan
fisiknya hampir sama dengan semen Portland tipe I. Penggunaan semen anti
bakteri antara lain :
- Kamar mandi
- Kolam-kolam
- Lantai industri makanan
- Keramik
- Bangunan dimana terdapat jamur pathogenic dan bakteri
OIL
WELL CEMENT
Oil
well cement adalah semen Portland semen yang dicampur dengan bahan retarder
khusus seperti asam borat, casein, lignin, gula atau organic hidroxid
acid. Fungsi dari retarder disini adalah untuk mengurangi kecepatan
pengerasan semen, sehingga adukan dapat dipompakan kedalam sumur minyak atau
gas. Pada kedalaman 1800 sampai dengan 4900 meter tekanan dan suhu didasar
sumur minyak atau adalah tinggi. Karena pengentalan dan pengerasan semen itu
dipercepat oleh kenaikan temperature dan tekanan, maka semen yang mengental dan
mengeras secara normal tidak dapat digunakan pada pengeboran sumur yang dalam.
Semen ini masih dibedakan lagi menjadi beberapa kelas sesuai dengan API
Spesification 10 1986, yaitu :
KELAS A
|
Digunakan untuk sumur
sampai dengan kedalaman 1830 meter, apabila sifat-sifat khusus tidak
dipersyaratkan
|
KELAS B
|
Digunakan untuk sumur
sampai dengan kedalaman 1830 meter, apabila kondisi membutuhkan tahan
terhadap sulfat sedang
|
KELAS C
|
Digunakan untuk sumur
sampai dengan kedalaman 1830 meter, apabila kondisi membutuhkan sifat
kekuatan tekan awal yang tinggi
|
KELAS D
|
Digunakan untuk sumur
sampai dengan kedalaman 1830 sampai 3050 meter, dengan kondisi
suhu dan tekanan yang sedang
|
KELAS E
|
Digunakan untuk sumur
sampai dengan kedalaman 3050 sampai 4270 meter, dengan kondisi
suhu dan tekanan yang tinggi
|
KELAS F
|
Digunakan untuk sumur
sampai dengan kedalaman 3050 sampai 4880 meter, dengan kondisi
suhu dan tekanan yang tinggi
|
KELAS G
|
Digunakan untuk cementing
mulai surface casing sampai dengan kedalaman 2440 meter, akan tetapi dengan
penambahan accelerator atau retarder. Dapat
digunakan untuk semua range pemakaian, mulai dari kelas A sampai kelas E
|
BLENDED
CEMENT (SEMEN CAMPUR)
Semen
campur dibuat karena dibutuhkannya sifat-sifat khusus yang tidak dimiliki oleh
semen portland. Untuk mendapatkan sifat khusus tersebut diperlukan material
lain sebagai pencampur.Jenis semen campur :
- Semen Portland Pozzolan (SPP)
- Portland Pozzolan Cement (PPC)
- Portland Blast Furnace Slag Cement
- Semen Mosonry
- Semen Portland Campur (SPC)
- Portland Composite Cement (PCC)
Semen
Portland Pozzolan (SPP)/(PPC)
Semen
Portland pozzolan (SPP) atau dikenal juga sebagai Portland Pozzolan Cement
(PPC) adalah merupakan semen hidrolisis yang terdiri dari campuran yang homogen
antara semen Portland dengan bahan pozzolan (Trass atau Fly Ash) halus, yang
diproduksi dengan menggiling klinker semen Portland dan bahan pozzolan
bersama-sama atau mencampur secara merata semen Portland dan bahan pozzolon
atau gabungan antara menggiling dan mencampur.
Portland
Blast Furnace Slag Cement
Portland
Blast Furnace Slag Cement adalah semen Portland yang dicampur dengan kerak dapur tinggi secara
homogen dengan cara mencampur bubuk halus semen Portland dengan bubuk halus
slag atau menggiling bersama antara klinker porland dengan butiran slag.
Activitas slag (Slag Activity) bertambah dengan bertambahnya ratio CaO +
MgO/SiO2 + Al2O3 dan glass content. Tetapi
biasanyan keberadaan ratio oksida dan glass Content tersebut saling
berkebalikan. Beberapa sifat slag semen adalah sabagai berikut :
- Jika kehalusannya cukup, mempunyai kekuatan tekan yang sama dengan semen portland.
- Betonnya lebih stabil dari pada beton semen portland
- Mempunyai permebility yang rendah
Semen
Masonry
Semen
masonry pertama kali diperkenalkan di USA, kemudian berkembang kebeberapa
negara.Secara tradisional plesteran untuk bangunan umumnya menggunakan kapur
padam, kemudian meningkat dengan dipakainya semen portland yang dicampur dengan
kapur padam. Namun karena dianggap kurang praktis maka diperkanalkan Semen
Masonry .
Portland
Composite Cement (Semen Portland Komposit) PCC
Menurut
SNI 17064-2004, Semen Portland Campur adalah Bahan pengikat hidrolisis hasil
penggilingan bersama sama terak (clinker) semen portland dan gibs dengan satu
atau lebih bahan anorganik, atau hasil pencampuran antara bubuk semen portland
dengan bubuk bahan bahan anorganik lain. Bahan anorganik tersebut antara lain
terak tanur tinggi (blastfurnace slag), pozzoland, senyawa silika, batu kapur,
dengan kadar total bahan anorganik 6 – 35 % dari massa semen portland
composite. Menurut Standard Eropa EN 197-1 Portland Composite Cement atau Semen
Portland Campur dibagi menjadi 2 Type berdasarkan jumlah Aditive material aktif
1.
Type
II/A-M mengandung 6 – 20 % aditif
2.
Type
II/B-M mengandung 21 – 35 % aditif
Kalau
pada Portland Pozzolan Cement (Semen Portland Pozzolan) aditif yang digunakan
hanya 1 jenis maka pada Portland Composite Cement ini aditif yang digunakan
lebih dari 1 jenis atau 2 jenis maka semen ini dikelompokkan pada TERNARY
CEMENT.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar